Tersadarkan hari itu
1993 – 2002
Aku teringat pertama kali aku melihat / menyadari lahir ke dunia ini, aku berada di keluarga yang sederhana Rumah Ku yang jauh dari Perkotaan bahkan jauh dari Pedesaan karena Rumahku berada terpencil di sebuah Hutan belantara yang sudah beberapa di jadikan Kebun dan rumah Ku berada di tengah-tengah perkebunan yang orang tua saya miliki.
Rumah ku di kelilingi kebun dan Hutan belantara yang masih hijau dan masih asli, terilihat bukit berada tidak jau dari rumah Ku, jika melihat bukit itu kita harus sedikit melihat keatas karena begitu tinggi dan terlihat pepohonan berdiri kokoh menjulah ke langit dan terlihat kebiru-biruan Pegunungan begitu indah terhat dari kejauhan, sungai kecil mengalir di sampin Rumah ku menuju sungai yang jernih airnya.
Teringat pertama kali Sore itu sambil duduk di kursi kayu dan meja kayu aku di beri tahu kepada kedua orang tua saya, “Kamu pernah menebang pohon duku itu.” ucap bapak/ibu ku. “masa.”
ku jawab sambil tersenyum lebar.
Sebelum itu juga saya teringat, waktu itu Mas/abang ku lebih sering memanggil Kan /kakang, karena aku tidak bisa memanggil mamas kata kedua orang tuaku aku tidak bisa memanggil mas, kalau memanggil mas menjadi Mak, maka dari itu akhirnya saya di suruh memanggil Abang ku menjadi Kang/Kakang. Abang ku / kakang ku “Herwansyah” lebih tua 6 tahun dari ku, pada bulan tahun itu Kakang ku akan Sunatan/Kitanan dan mengundang beberapa tetangga dan saudara / kerabat yang sedikit jau dari rumah ku, pada hari acara sunatan Kakang ku semua keluarga dan tetangga berkunjung kerumah Ku yang sederhana
0 Response to "Tersadarkan hari itu"
Post a Comment